yyudhanto on Kesehatan Motivasi
4 Apr 2025 10:30 - 7 minutes reading

ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response): Sensasi Relaksasi

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response) semakin populer, terutama di kalangan pengguna internet yang mencari cara untuk meredakan stres dan meningkatkan relaksasi. ASMR adalah sensasi fisik berupa kesemutan yang biasanya dimulai dari kulit kepala, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti leher dan punggung. Sensasi ini sering dipicu oleh rangsangan audiovisual tertentu, seperti suara berbisik, gesekan lembut, atau bahkan gerakan tangan yang lembut.

Apa Itu ASMR?

ASMR adalah respons fisiologis terhadap rangsangan sensorik yang menciptakan sensasi menenangkan dan menyejukkan. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Jennifer Allen pada tahun 2010 melalui komunitas online yang membahas pengalaman ini. Meski banyak orang mengklaim merasakan efek positif dari ASMR, penelitian ilmiah tentang fenomena ini masih terus berkembang.

ASMR umumnya dikaitkan dengan suara lembut dan tindakan berulang yang dapat menenangkan pikiran serta tubuh. Namun, ASMR bukan hanya tentang suara, tetapi juga melibatkan rangsangan visual tertentu yang dapat memicu sensasi yang sama. Beberapa contoh pemicu ASMR yang umum meliputi:

  • Suara berbisik
  • Gunting rambut
  • Suara mengetuk atau mengetik
  • Suara mengunyah makanan
  • Gerakan tangan yang perlahan
  • Suara kertas atau plastik yang diremas
  • Video yang menampilkan gerakan halus, seperti seseorang yang sedang melipat handuk atau menyusun benda dengan hati-hati

Bagaimana ASMR Bekerja?

Mekanisme pasti dari ASMR masih belum sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan, tetapi ada beberapa teori yang menjelaskan fenomena ini:

  1. Pelepasan Hormon Relaksasi ASMR diyakini dapat merangsang pelepasan hormon serotonin dan oksitosin, yang berperan dalam menciptakan perasaan nyaman dan mengurangi stres (Poerio et al., 2018).
  2. Respons Terhadap Perhatian Personal Banyak pemicu ASMR menyerupai pengalaman perawatan pribadi, seperti dipijat atau dipotong rambut, yang sering dikaitkan dengan rasa tenang dan aman (Barratt & Davis, 2015).
  3. Aktivasi Sistem Saraf Parasimpatis Sensasi ASMR dapat memicu sistem saraf parasimpatis, yang bertanggung jawab untuk relaksasi dan pemulihan tubuh setelah stres (Smith et al., 2019).

Manfaat ASMR

Banyak orang melaporkan berbagai manfaat dari ASMR, termasuk:

  1. Mengurangi Stres dan Kecemasan Mendengarkan suara ASMR dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi tekanan emosional yang disebabkan oleh stres harian (Poerio et al., 2018).
  2. Meningkatkan Kualitas Tidur Beberapa orang menggunakan video atau audio ASMR sebagai alat bantu tidur, karena dapat menciptakan suasana yang tenang dan nyaman (Barratt & Davis, 2015).
  3. Meningkatkan Konsentrasi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ASMR dapat membantu meningkatkan fokus dan produktivitas, terutama bagi mereka yang bekerja di lingkungan yang penuh distraksi (Smith et al., 2019).
  4. Mengurangi Nyeri Kronis Beberapa penderita nyeri kronis melaporkan bahwa ASMR membantu mengurangi ketegangan otot dan memberikan rasa nyaman yang mengurangi rasa sakit (Lloyd et al., 2020).

Efek Samping dan Bahaya ASMR

Meskipun ASMR memiliki banyak manfaat, ada beberapa potensi efek samping dan risiko yang perlu diperhatikan:

  1. Ketergantungan pada ASMR untuk Tidur Beberapa orang mungkin menjadi terlalu bergantung pada ASMR untuk bisa tidur nyenyak. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan tidur ketika tidak ada akses ke video atau audio ASMR.
  2. Sensitivitas Berlebih terhadap Suara Beberapa individu melaporkan bahwa mendengarkan ASMR dalam waktu lama meningkatkan sensitivitas terhadap suara tertentu, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Gangguan Kesehatan Mental Meskipun ASMR dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, beberapa orang yang mengalami gangguan kecemasan atau trauma tertentu mungkin merasa tidak nyaman atau bahkan mengalami reaksi negatif terhadap beberapa jenis pemicu ASMR.
  4. Gangguan Fokus Tidak semua orang mengalami peningkatan konsentrasi akibat ASMR. Beberapa orang justru merasa terlalu terhipnotis oleh sensasi yang dihasilkan, sehingga sulit untuk fokus pada tugas-tugas yang sedang mereka kerjakan.

Apakah ASMR Termasuk Kelainan Jiwa?

ASMR bukanlah suatu gangguan mental atau kelainan jiwa. Sebaliknya, ASMR lebih dianggap sebagai fenomena neurofisiologis yang melibatkan respons tubuh terhadap rangsangan tertentu. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa menikmati ASMR adalah tanda dari gangguan psikologis. Namun, bagi individu dengan kondisi mental tertentu, seperti misophonia atau PTSD, beberapa jenis ASMR bisa memicu reaksi negatif. Oleh karena itu, penting untuk mengenali bagaimana tubuh dan pikiran merespons ASMR secara pribadi.

ASMR dalam Media Digital

Seiring dengan meningkatnya popularitas ASMR, berbagai platform media seperti YouTube, TikTok, dan Spotify dipenuhi dengan konten ASMR dalam berbagai bentuk. Kreator ASMR (disebut ASMRtists) menciptakan video dan audio dengan teknik khusus untuk menstimulasi ASMR pada pendengarnya. Beberapa ASMRtists terkenal termasuk Gibi ASMR, ASMR Darling, dan Gentle Whispering ASMR.

Format konten ASMR yang umum mencakup:

  • Roleplay ASMR: Meniru situasi nyata seperti pemeriksaan dokter, layanan spa, atau potong rambut.
  • ASMR Mukbang: Merekam suara makan dan mengunyah dengan mikrofon berkualitas tinggi.
  • ASMR Berbisik dan Membaca: Menggunakan suara lembut untuk membaca buku atau puisi.
  • Visual ASMR: Video yang menampilkan gerakan tangan yang lambat, menggambar, atau aktivitas lain yang menenangkan secara visual.

Fenomena ini berkaitan dengan ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response), yaitu sensasi kesemutan atau relaksasi yang muncul akibat rangsangan suara tertentu. Suara seperti menyemir sepatu atau memotong rambut termasuk dalam kategori trigger ASMR, yang dapat memberikan efek menenangkan bagi sebagian orang.

Kenapa suara ini terasa nyaman?

  1. Ritme yang Konsisten
    • Suara menyemir sepatu atau gunting memotong rambut sering kali memiliki pola yang teratur dan ritmis. Otak kita menyukai pola yang berulang karena dapat menciptakan efek meditasi dan relaksasi.
  2. Frekuensi Suara yang Lembut
    • Suara-suara ini biasanya memiliki nada yang tidak terlalu tajam dan berada dalam frekuensi yang menyerupai suara berbisik atau gesekan halus, yang sering kali dikaitkan dengan ketenangan.
  3. Asosiasi dengan Pengalaman Positif
    • Beberapa orang mengasosiasikan suara ini dengan pengalaman menyenangkan, seperti ketika sedang dipotong rambut di salon atau melihat seseorang merawat barang dengan hati-hati. Hal ini bisa menciptakan perasaan nyaman dan aman.
  4. Efek Psikologis dari ASMR
    • ASMR dapat merangsang pelepasan endorfin, serotonin, dan oksitosin, yang semuanya berperan dalam menciptakan perasaan rileks dan bahagia.
  5. Mirip dengan Pengalaman Perawatan Pribadi
    • Suara seperti gunting di salon atau semir sepatu juga bisa memberikan sensasi mirip dengan pengalaman personal attention (perhatian pribadi), yang sering kali membuat seseorang merasa lebih dihargai dan nyaman.

Jika kamu merasa rileks saat mendengar suara-suara tersebut, berarti kamu mungkin peka terhadap ASMR. Beberapa orang bahkan menikmati menonton video ASMR di YouTube untuk mendapatkan efek serupa. 😊

ASMR adalah fenomena unik yang dapat memberikan sensasi relaksasi dan kenyamanan bagi banyak orang. Meskipun mekanisme pastinya masih dipelajari, banyak orang telah merasakan manfaatnya dalam mengurangi stres, meningkatkan tidur, dan meningkatkan fokus. Namun, ada juga risiko yang perlu diperhatikan, seperti ketergantungan dan sensitivitas berlebih terhadap suara tertentu. Dengan berkembangnya teknologi dan media digital, ASMR kemungkinan akan terus menjadi tren yang diminati oleh berbagai kalangan.

Jika Anda penasaran, Anda bisa mencoba menonton atau mendengarkan konten ASMR dan melihat apakah Anda merasakan sensasi yang menenangkan. Siapa tahu, ASMR bisa menjadi cara baru untuk membantu Anda bersantai dan meningkatkan kesejahteraan Anda!

Berikut adalah beberapa referensi ilmiah, termasuk buku dan makalah, yang membahas tentang Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR):

Buku:

  1. “Brain Tingles: The Secret to Triggering Autonomous Sensory Meridian Response for Improved Sleep, Stress Relief, and Head-to-Toe Euphoria” oleh Craig Richard (2018). Buku ini memberikan panduan komprehensif tentang ASMR, termasuk teknik untuk memicu sensasi tersebut guna meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi stres.
  2. “ASMR Explained: The Science, Benefits, and Techniques of Autonomous Sensory Meridian Response” oleh Christina Woo. Buku ini membahas sejarah dan sains di balik ASMR, serta potensi manfaatnya untuk relaksasi, manajemen stres, dan pertumbuhan pribadi. ​

Makalah Ilmiah:

  1. “More than a feeling: Autonomous sensory meridian response (ASMR) is characterized by reliable changes in affect and physiology” oleh Poerio, G.L., Blakey, E., Hostler, T.J., & Veltri, T. (2018). Makalah ini mengeksplorasi perubahan afektif dan fisiologis yang terkait dengan ASMR, menunjukkan bahwa pengalaman ASMR dikaitkan dengan peningkatan suasana hati dan relaksasi fisiologis.
  2. “An Examination of Personality Traits Associated with Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR)” oleh Fredborg, B.K., Clark, J.M., & Smith, S.D. (2017). Studi ini meneliti hubungan antara ASMR dan ciri-ciri kepribadian tertentu, menemukan bahwa individu yang mengalami ASMR cenderung memiliki tingkat keterbukaan dan neurotisisme yang lebih tinggi. ​
  3. “The effects of autonomous sensory meridian response (ASMR) on mood and physiology” oleh Lochte, B.C., Guillory, S.A., Richard, C.A.H., & Kelley, W.M. (2018). Penelitian ini mengkaji efek video ASMR terhadap suasana hati, perhatian, dan respons fisiologis seperti detak jantung dan aktivitas elektrodermal, menunjukkan bahwa ASMR dapat meningkatkan relaksasi dan mengurangi stres. ​

yudho yudhanto uns solo
yudho yudhanto kompas com
yudho yudhanto dirjen vokasi
yudho yudhantookezone
yudho yudhanto inews
yudho yudhanto tribunews

Arsip:

_____

Kategori: