Menurut Kupperschmidt (2000), generasi adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan tahun lahir, umur, lokasi dan juga pengalaman historis atau kejadian-kejadian dalam individu tersebut yang sama yang memiliki pengaruh signifikan dalam fase pertumbuhan mereka. Jadi, dapat dikatakan pula bahwa generasi adalah sekelompok individu yang mengalami peristiwa – peristiwa yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Beberapa waktu lalu, kita di hebohkan dengan istilah generasi Y atau biasa disebut generasi milenial yang mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, yakni generasi X (gen-X). Pada saat ini generasi Y atau milenial sudah memasuki usia 25 – 36 tahun, dengan demikian usia produktif saat ini ada pada generasi Y dan sudah banyak orang tua-muda juga lahir pada generasi Y.
Dan selanjutnya lahir adik dari generasi Y, yakni generasi Z atau generasi yang lahir antara tahun 1995 – 2010. Perlu dicatat, generasi Z sudah mulai dewasa, sebentar lagi akan mengambil alih kendali dunia dari para milenial. Di saat yang sama, generasi baru muncul, para balita itu disebut Generasi Alpha.
Berikut ini adalah Data jumlah dari berbagai generasi (Januari 2024)
Generasi | Jumlah |
Pre Boomer (Sebelum 1945) | 3.570.850 |
Baby Boomer (1946-1964) | 20.127.340 |
Gen X (1965-1980) | 57.486.482 |
Gen Y Milenial (1981-1996) | 68.882.389 |
Gen Z (1997-2009) | 46.800.161 |
Tulisan ini membahas beberapa hal tentang generas-generasi tersebut, agar kita semua mampu saling mendeteksi karakter-karakter agar bisa hidup lebih baik.
A. Baby Boomer (1946-1964)
Generasi Baby Boomers adalah mereka yang lahir antara tahun 1946-1964, tepatnya setelah World War II berakhir. Generasi Baby Boomers menjadi bagian penting dari populasi terpenting di dunia, khususnya di negara maju. Hal ini dikarenakan pasca World War II, tingkat kelahiran di seluruh dunia melonjak, sehingga terjadilah ledakan bayi baru lahir atau baby boom. Makanya, generasi mereka diberi nama ‘Boomer’.
Lahir dan dibesarkan oleh orang tua yang sangat strict membuat Boomers menjadi individu yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi, mental sekuat baja, prinsip kuat, serta berpegang teguh pada loyalitas dan dedikasi.
Mereka juga cukup adaptif, dapat menyesuaikan diri, dan mudah menerima. Buktinya, meskipun Boomers sudah menua ketika teknologi berkembang, mereka masih bisa beradaptasi dan jarang mengalami kesulitan untuk mengikuti kecanggihan teknologi. Meskipun mereka lebih banyak mengkonsumsi media tradisional, sebanyak 90% Boomer ternyata memiliki akun Facebook (FB) dan mereka menggunakannya untuk berhubungan dengan anggota keluarga, teman lama dan komunitas sesuai passion mereka. Keren banget ya?
Secara umum, generasi Baby Boomer memiliki karakteristik sebagai berikut.
Sulit menerima kritik
Namun suka mengkritik generasi muda akibat kurang komitmen dan etika kerja.
Memiliki rasa kompetitif yang tinggi.
Berorientasi pada pencapaian.
Punya rasa percaya diri yang tinggi.
Serba bisa.
Muncul pula istilah “OK Boomer”. Fenomena ini terjadi ketika aset-aset hidup (seperti : tanah, rumah) yang ada sekarang sudah banyak dimiliki generasi tersebut, tetapi terkadang tidak mau menempati atau tak sempat menggunakan. Padahal di sisi lain, generasi berikutnya kesulitan mendapatkan bagiannya. Ini juga terjadi akibat Baby Boomers yang memandang sebelah mata para generasi muda. Mereka menganggap bahwa generasi merekalah yang memiliki pengalaman paling banyak.
Gen setelah mereka yakni Gen-Z dipandang sebagai generasi yang apolitis, mudah cemas, tidak berani mengambil risiko, dan sering dimanja. Sementara itu, generasi milenial dianggap pemalas, cenderung mengandalkan orang lain, susah kompromi, hanya ingin bekerja bila sesuai dengan bidang yang benar-benar mereka sukai, dan tidak memiliki keterampilan komunikasi karena tergantung pada gadget. Alhasil, di mata boomers, kedua generasi tersebut lahir di pada masa yang nyaman.
Baby boomers yang dididik oleh orang tua disiplin dan keras, pada umumnya memiliki kedisiplinan yang tinggi, mental sekuat baja, prinsip kuat dan berpegang teguh pada loyalitas serta dedikasi yang besar. Sebaliknya, baby boomers yang kini sudah semakin menua ketika teknologi mulai berkembang pun tidak jarang mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan kecanggihan teknologi. Mereka perlu mempelajari cara menggunakan teknologi.
Kita sering melihat kakek atau nenek yang rajin dan selalu menekuni satu hal untuk waktu yang lama. Mereka juga disiplin menjalani hari mulai dari bangun pagi tepat waktu, serta melakukan kegiatan sederhana di rumah yang selalu sama. Itu disebabkan baby boomers sudah terbiasa menanamkan kedisiplinan sejak mereka kecil.
Jangan heran melihat orang-orang yang hingga masa tuanya mengabdi pada suatu pekerjaan untuk kurun waktu hingga puluhan tahun pada bidang yang sama. Sebab orang dari generasi tersebut juga memegang teguh sebuah loyalitas dan dedikasi yang tinggi.
Pada masa ini orang dari generasi ini tetap diperlukan dalam menjaga kestabilan serta disiplin lingkungan, baik dirumah maupun di tempat kerja. Pernah melihat film berjudul The Intern? Maka kita akan paham mengapa generasi baby boomers ini dapat membantu kestabilan sebuah perusahaan, bahkan ketika mereka menua.
B. Gen-X (1965-1979)
Generasi X atau juga sering disingkat Gen X ini merupakan anak-anak dari orang tua berasal dari generasi sebelumnya yakni Baby boomers. Orang-orang dari generasi ini, seolah mulai mengurangi tradisi anak banyak.
Berbeda dengan para baby boomers yang bisa memiliki anak dengan jumlah hingga belasan, dalam gen X ini mulai menjamur tradisi memiliki anak yang tidak terlalu banyak. Sehingga angka kelahiran di negara manapun juga mengalami penurunan yang drastis.
Generasi X adalah generasi yang lahir pada tahun-tahun awal dari perkembangan teknologi dan informasi seperti penggunaan PC (personal Computer), video games, TV kabel dan internet dan pager. Generasi X ini mampu beradaptasi dan mampu menerima perubahan dengan cukup baik sehingga dapat dikatakan sebagai generasi yang tanggung, yang memiliki karakter.
Ciri/Karakteristik:
1. Banyak akal, independen, butuh kenyamanan emosional, lebih suka sesuatu yang informal dan punya kemampuan usaha/berdagang dibandingkan baby boomers.
2. Kehidupan antara pekerjaan dan personal balance, mengembangkan kesempatan yang dipunyai, menyukai hubungan pekerjaan yang positif dan menyukai kebebasan dan punya ruang untuk berkembang.
Orang-orang dari generasi ini sudah menjadi orang tua dari generasi Y, atau bahkan sebagian sudah memiliki cucu. Jika kamu saat ini berusia sekitar 25 tahun keatas, maka kemungkinan besar orang tuamu merupakan gen-X.
B1. Generasi Xennial (1977-1983)
Sama seperti nasib penulis. Generasi mikro yang terjebak di antara Generasi X dan Milenial telah mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena beberapa orang tidak merasakan hubungan dengan kedua kelompok usia tersebut.
“Xennials” adalah mereka yang lahir di titik pertemuan Gen X dan Milenial, dan karena itu mengalami peristiwa dunia, dan terutama teknologi, dengan cara unik yang sesuai dengan usia mereka. Menurut Pew Research, anggota Generasi X lahir antara tahun 1965 dan 1980 dan Milenial lahir antara tahun 1981 dan 1996.
Namun, generasi Xenial lahir antara tahun 1977 dan 1983. Merriam Webster menandai “Xennial” sebagai salah satu dari “Words We Watching” pada tahun 2017, yang berarti semakin banyak digunakan tetapi belum memenuhi kriteria kamus untuk masuk.
C. Generasi Y (1980-1995)
Generasi Y ini sering kali disebut juga dengan istilah millenial. Sangat mahir mahir menggunakan teknologi serta media sosial. Ke-tidakbisa-an dalam menggunakan teknologi adalah aib yang harus dikejar sampai bisa, diantara mereka.
Para milenial ini juga dapat dikatakan sebagai generasi yang merasakan begitu banyak perubahan signifikan di bidang teknologi dan ekonomi. Tumbuh besar di masa peralihan teknologi dari yang analog ke digital, munculnya internet dan media sosial membuat anak-anak millenial ini begitu canggih, kreatif, bebas dan berani mengambil resiko.
Milenial juga dikenal begitu ekspresif dan open minded dibandingkan generasi pendahulunya yang masih kaku dan tegas. Masyarakat di generasi ini cenderung lebih berani dalam hal menyampaikan pendapat, kepercayaan diri yang tinggi dan out of the box. Sehingga, tidak heran jika orang dari baby boomers atau generasi X sering kali merasa anak-anak mereka cenderung lebih sering melanggar aturan, sebab milenial begitu ekspresif dan lebih mengutamakan diri mereka. Jika dibandingkan generasi sebelumnya, milenial jauh lebih pemalas dan sering berpindah-pindah minat serta pekerjaan (Opini versi Gen-X)
Generasi Y juga dikenal sebagai milenium. Generasi yang banyak menggunakan teknologi komunikasi instant seperti email, SMS, instant messanging dan berbagai aplikasi messenger. Hal ini dikarenakan generasi Y merupakan generasi yang tumbuh pada era internet booming. Tidak hanya itu saja, generasi Y ini lebih terbuka dalam pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya.
Ciri/Karakteristik :
1. Dalam hal berkerjasama, mereka lebih berkomitmen terhadap perusahaan, pekerjaan merupakah salah satu prioritas, tapi bukan prioritas utama, menyukai peraturan yang tidak berbelit2, menyukai keterbukaan dan trasnparansi. Dalam pekerjaan, team orientation fokusnya.
2. Menyukai feedback dan juga suka tantangan baru yang menantang yang membuat diri mereka harus pushed their limits.
D. Generasi Z (1996-2010)
Lahir pada sekitar tahun 1996 hingga 2010 maka kemungkinan besar kamu saat ini masih dalam jenjang sekolah ataupun baru mulai mencari kerja. Di Indonesia, orang yang lahir pada awal generasi Z ini sebenarnya juga sempat mengalami krisis moneter dan juga politik pada tahun 1998. Tetapi usia mereka yang masih kecil kemungkinan tidak akan merasakan dampak secara langsung.
Gen Z cenderung menjadi generasi yang inovatif, update dan memiliki keeranian atau daya juang yang bagus. Generasi Gen Z cenderung milih berkarir menjadi entrepreneur. Kepekaan Gen Z dengan teknologi sangat cepat mereka memiliki pola pikir yang maju dan terbuka. Gen Z dianggap generasi yang bebas aspirasi tapi solutif terhadap banyaknya konflik yang ada di sekitar mereka. Generasi ini memiliki keberanian yang luar biasa, akibat kepekaan teknologi serta pengetahuan yang luas soal dunia global. Diluar keunggulan gen Z, ada beberapa kelemahan antara lain Gen-Z kurang berkomitmen, sering berfikir pendek, praktis, dan tidak ribet. Dan mempunyai kelebihan berani dan sanggup mengambil resiko tinggi.
Generasi Z merupakan generasi yang paling muda yang baru memasuki angkatan kerja. Generasi ini biasanya disebut dengan generasi internet atau Igeneration. Generasi Z lebih banyak berhubungan sosial lewat dunia maya. Sejak kecil, generasi ini sudah banyak dikenalkan oleh teknologi dan sangat akrab dengan smartphone dan dikategorikan sebagai generasi yang kreatif.
Pada masa ini, internet sudah begitu luas dan mudah diakses hal ini membuat anak-anak di generasi Z semakin mahir dan aktif berinteraksi di dunia maya. Maka terkadang generasi ini juga disebut dengan igeneration, yang mana merupakan generasi internet. Cara menggunakan media sosial? tidak seperti baby boomer dan generasi X, Gen Z ini sudah mahir menggunakan media sosial, dan browsing tanpa ada yang mengajari.
Hal positifnya, generasi Z ini tumbuh menjadi anak-anak yang berpikiran terbuka, suka keberagaman, menyukai hal-hal baru, berfikir kritis dan ingin menjadi berbeda atau membawa perubahan. Memiliki lingkungan yang telah diliputi teknologi setiap saat, mereka cenderung menikmati menggunakan teknologi dan internet. Di generasi ini, anak-anak sudah terfasilitasi dengan teknologi seperti smartphone, laptop, tablet dan lainnya. mereka juga dididik oleh orang tua yang memiliki pemikiran terbuka, sehingga tidak jarang para gen Z ini sudah dapat mengambil keputusan dan menentukan pilihan mereka sejak kecil.
Sebaliknya, terdapat juga sisi negatif dari generasi yang penuh kemudahan ini. Para gen Z cenderung lebih konsumtif dan boros, hal ini juga didukung oleh kemampuan finansial orang tua mereka sehingga fasilitas yang besar membuat sebagian orang begitu boros dan gemar belanja brand-brand import. Sebagian anak di generasi ini juga lebih ‘mager’ dari generasi sebelumnya, sebab mereka merasa tidak perlu effort besar lagi untuk mendapatkan hal yang diinginkan karena apapun dapat diakses melalui gadget. Terkadang, segala kemudahan yang mereka rasakan saat ini juga menjadi penyebab mental generasi ini tidak setangguh baby boomers dan generasi X.
Baik dari generasi millenial hingga generasi X ini juga kerap sekali menjamur permasalahan seputar mental health masyarakat, sebab kondisi lingkungan yang maju terkadang juga menimbulkan banyak tekanan. Bagi para orang tua yang memiliki anak di generasi ini tentu perlu banyak belajar dan berpikir luas supaya dapat memantau anak-anak mereka.
Ciri/Karakteristik :
1. Lebih menyukai kegiatan sosial dibandingkan generasi sebelumnya,
2. Lebih suka di perusahaan Start-up, bekerja secara multi tasking, sangat menyukai teknologi dan ahli dalam mengoperasikan teknologi tersebut
3. Peduli terhadap lingkungan, mudah terpengaruh terhadap lingkungan mengenai produk ataupun merek, pintar dan mudah untuk menangkap informasi secara cepat.
E. Gen Alpha (2011-2025)
Sebagai generasi termuda, saat ini anak-anak dari generasi Alpha ini kemungkinan masih dalam usia SD atau bahkan TK. Lahir dari orang tua (Gen Y dan atau Gen Z) yang jauh lebih modern dan stabil dalam ekonomi membuat generasi Alpha menjadi generasi kritis yang sudah diliputi teknologi sejak dini.
Menurut lembaga penelitian sosial di Australia McCrindle, kelahiran generasi Alpha sudah mencapai laju 2,5 juta kelahiran per minggunya. Anak-anak generasi ini merupakan kelahiran tahun 2010 ke atas dengan usia tertua di tahun 2023 ialah 12-13 tahun.
Generasi alpha adalah generasi pertama yang lahir di dunia digital, generasi yang sudah sangat akrab dengan teknologi digital. Walaupun begitu, ternyata generasi alpha ini tidak terlalu kecanduan dengan teknologi, tidak seperti orang tua mereka (generasi milenial) yang sangat ketergantungan dengan teknologi digital.
Seperti yang dilansir oleu Metro, CEO Beano Studios Emma Scott menyatakan hampir setengah (48 persen) generasi Alpha cukup sering menghabiskan waktu tanpa perangkat teknologi. Mereka menikmati beragam aktivitas fisik seperti bermain di luar ruangan serta membuat kerajinan tangan.
Secara pemikiran, generasi Alpha dinilai memiliki pandangan yang lebih terbuka dan maju dari generasi sebelumnya. Lalu bagaimana dengan pendidikan yang cocok dengan karakteristik generasi alpha ini? Tentu Pendidikan yang dapat memfasilitasi generasi alpha ini adalah pendidikan yang sudah akrab pula dengan teknologi digital, guru bukan lagi sebagai sumber belajar satu-satunya melainkan guru menjadi fasilitator yang mampu memfasilitasi belajar anak generasi alpha ini. Dengan mengkolaborasikan teknologi digital yang membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, dipadukan dengan aktivitas-aktivitas fisik yang menyenangkan membuat semangat dan motivasi belajar anak menjadi meningkat.
Kesimpulan X-Y-Z
Perbedaan karakteristik yang paling signifikan antara generasi X, Y dan Z adalah penguasaan informasi dan teknologi. Bagi generasi Z, informasi dan teknologi adalah hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena mereka lahir dimana akses terhadap internet sudah menjadi budaya global, sehingga berpengaruh terhadap nilai dan pandangan tujuan hidup mereka.
Pada tahun ini, rata-rata di dunia pendidikan, generasi yang paling banyak sedang menempuh jenjang perkuliahan adalah generasi milenial. Dimana generasi milenial biasanya menyukai sesuatu yang out of the box, sangat suka tantangan dan penghargaan. Mereka cenderung overconfidence, berani mengungkapkan pendapat, baik langsung ataupun lewat media sosial. Generasi ini (milenial) tumbuh seiring dengan munculnya berbagai terobosan baru dalam teknologi komunikasi, dari mulai SMS, E-mail, aplikasi Instant Messaging seperti BBM, Whatsapp, Line, dan berbagai bentuk komunikasi tertulis lainnya. Bentuk komunikasi tertulis dirasa lebih nyaman dan tepat oleh generasi milenial.
Generasi milenial juga cenderung menciptakan lingkungan kuliah, kerja dan percakapan sehari-hari yang tidak terlalu formal. Hal ini menunjukkan bahwa milenial lebih menyukai semua bentuk komunikasi yang lebih bersahabat dan nada bicara yang lebih akrab.
Perbedaan Fundamental
Generasi Boomer, X Y dan Z secara fundamental berbeda dalam cara bersikap dan berperilaku. Dalam hal kepemimpinan, dan semua ciri yang terkait dengan metode kepemimpinan tradisional seperti ‘persuasi’, ‘motivasi’ dan ‘ekstraversi’, Generasi Baby Boomers secara signifikan lebih tinggi daripada Generasi Y. Harus diakui generasi Baby Boomer kuat dalam keterampilan kepemimpinan tradisional termasuk ‘memimpin’, ‘menentukan’, ‘memotivasi’, ‘mempersuasif’ dan ‘strategis’. berpikiran terbuka dan inovatif.
Generasi X memiliki pandangan sosial progresif, sering berubah-ubah, percaya diri dan peka terhadap perubahan budaya. Generasi X membawa keseimbangan- keseimbangan dengan karakteristik yang lebih dominan dari generasi lain. Generasi Y sangat ambisius, percaya diri secara sosial dan relasional tetapi skor secara signifikan lebih rendah daripada generasi lain pada sifat-sifat kepemimpinan tradisional.
Generasi Z dikenal sebagai karakter yang lebih tidak fokus dari milenial, tapi lebih serba-bisa; lebih individual, lebih global, berpikiran lebih terbuka, lebih cepat terjun ke dunia kerja, lebih wirausahawan, dan tentu saja lebih ramah teknologi. Kedekatan generasi ini dengan teknologi sekaligus membuktikan masa depan sektor tersebut akan semakin cerah di tangan mereka. Dari segi ekonomi, menurut survei Nielsen, Generasi Z sudah memengaruhi perputaran ekonomi dunia.
Salah satu penyebab terbesar adalah dipengaruhi oleh kehidupan mereka yang sudah serba terkoneksi dengan internet. Gen Alpha akan diprediksi semakin canggih dalam pengusaan teknologi. Berikir kreatif, membuat semua menjadi singkat dan cepat. Tetapi dalam kehidupan nyata sosial akan mempunyai masalah interaksi, dikarenakan adanya dua dunia yang harus digeluti. Ada versi hidup nyata dan ada versi meta, ada Ai dan perkembangan robotik fisik dan digital di masa depan
Referensi :
Cornelly, Bill., Rule No. 1 For Dealing With Millennials In The Workplace. Diakses dari https://www.forbes.com/sites/billconerly/2017/12/27/rule-number-one-for-dealing-with-millennials-in-the-workplace/#728f738f5c6f
Jensen, G. How to Manage Millennials: 8 Ways to Do it Right. Diakses dari https://guthriejensen.com/blog/8-steps-to-manage-millennials/
The Generation Guide – Millennials, Gen X, Y, Z and Baby Boomers. Diakses dari http://fourhooks.com/marketing/the-generation-guide-millennials-gen-x-y-z-and-baby-boomers-art5910718593/Peter
9 Powerful Tips for Communicating Better With Millennials. Diakses dari https://www.inc.com/peter-economy/9-powerful-tips-for-communicating-better-with-millennials.htm