ISO/IEC 25010 merupakan pedoman yang digunakan untuk melakukan evaluasi perangkat lunak yang dikeluarkan oleh Canadian Standards Association pada tahun 2011. ISO/IEC 25010 adalah model baru dari seri ISO/IEC 250n yang merupakan pengembangan dari versi ISO/IEC 9126. Model ISO/IEC 25010 memiliki karakteristik kualitas yang dapat dipertimbangkan ketika melakukan evaluasi perangkat lunak. Pada ISO/IEC 25010 terdapat 2 model yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas sistem, yaitu quality in use model, dan software product quality model.
(1) Quality in Use Model
Quality in use model adalah model untuk menilai sejauh mana perangkat lunak dapat digunakan oleh pengguna tertentu dalam memenuhi kebutuhan bisnis yang spesifik dalam konteks penggunaan tertentu. Quality in use model terdiri dari 5 karakteristik kualitas yang ditunjukan pada Gambar dibawah ini :
Gambar diatas merupakan karakteristik pada quality in use model yang terdiri dari: (a) Effectiveness merupakan karakteristik untuk mengukur akurasi dan kelengkapan pengguna mencapai tujuan yang ditentukan; (b) Efficiency merupakan karakteristik untuk mengukur sumber daya yang dikeluarkan terkait dengan akurasi dan kelengkapan yang digunakan pengguna untuk mencapai tujuan; (c) Satisfaction adalah karakteristik untuk mengukur sejauh mana kebutuhan pengguna terpenuhi ketika suatu produk atau sistem digunakan dalam konteks penggunaan yang ditentukan; (d) Freedom from Risk adalah karakteristik untuk mengukur sejauh mana suatu sistem memitigasi risiko potensial terhadap status ekonomi, kehidupan manusia, kesehatan, atau lingkungan; (e) Context Completeness adalah karakteristik untuk mengukur sejauh mana suatu sistem digunakan dengan efektivitas, efisiensi, kebebasan dari risiko dan kepuasan dalam semua konteks penggunaan yang ditentukan.
(2) Software Product Quality Model
Software product quality model adalah model yang hanya dapat diterapkan pada produk perangkat lunak, karena sebagian besar sub karakteristik terkait dengan perangkat lunak dan sistem. Software product quality model terdiri dari 8 karakteristik kualitas yang ditunjukan pada Gambar dibawah ini.
Tabel diatas merupakan karakteristik dan sub karakteristik pada Software product quality model yang terdiri dari:
(a) Functional Suitability merupakan karakteristik untuk mengukur sejauh mana produk atau sistem menyediakan fungsi yang memenuhi kebutuhan ketika digunakan dalam kondisi tertentu;
(b) Performance Efficiency adalah karakteristik untuk mengukur kinerja relatif terhadap sumber daya yang digunakan dalam kondisi tertentu pada suatu sistem;
(c) Compatibility adalah karakteristik untuk mengukur sejauh mana suatu sistem dapat bertukar informasi dengan sistem lain dan melakukan fungsi yang disyaratkan saat berbagi lingkungan perangkat keras atau perangkat lunak yang sama;
(d) Usability adalah karakteristik untuk mengukur sejauh mana sistem dapat digunakan oleh pengguna untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan efektivitas, efisiensi, dan kepuasan dalam konteks penggunaan tertentu;
(e) Realiability adalah karakteristik untuk mengukur sejauh mana sistem dapat melakukan fungsi dalam kondisi yang ditentukan untuk periode waktu terentu;
(f) Security adalah karakteristik untuk mengukur suatu sistem dalam melakukan proteksi terhadap informasi dan data, sehingga sistem memiliki tingkat akses data sesuai dengan jenis dan tingkat otorisasi;
(g) Maintainability adalah karakteristik untuk mewakili tingkat efektivitas dan efisiensi dalam proses modifikasi untuk perbaikan sistem sesuai dengan penyesuaian dan perubahan pada lingkungan operasional;
(h) Portability adalah karakteristik untuk mewakili tingkat efektivitas dan efisiensi sistem dalam melakukan transfer dari satu perangkat ke perangkat lainnya
Penerapan dan Penjelasan
Teknik analisis data dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas software yang telah dikembangkan. Nah, ini adalah karakteristik Software Product Quality ISO/IEC 25010
(a) Analisis Faktor Fuctional Suitability
Pengujian Functional Suitability menggunakan skala Guttman. Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas seperti “Ya” dan “Tidak” (Sugiyono, 2011).
Hasil pengujian functional suitability dihitung menggunakan rumus dari matriks feature completeness (Acharya dan Sinha, 2013). Matriks feature completeness adalah matriks untuk mengukur sejauh mana fitur yang ada di desain dapat benar-benar diimplementasikan. Rumus dari matriks feature completeness sebagai berikut:
Keterangan:
P = Jumlah fitur yang dirancang
I = Jumlah fitur yang diimplementasikan
Dalam pengujian ini P adalah jumlah semua fungsi berdasarkan analisis kebutuhan, sedangkan I merupakan jumlah fungsi yang benar-benar berhasil diimplementasikan ke perangkat lunak. Interpretasi pengukuran yang digunakan berasal dari matriks feature completeness yaitu nilai yang mendekati 1 mengindikasikan banyaknya fitur yang berhasil
diimplementasikan. Dalam pengujian ini perangkat lunak dikatakan baik dalam aspek Functional Suitability jika nilai X mendekati 1
(b) Analisis Faktor Performance Efficiency
Analisis Performance Efficiency dilakukan dengan menggunakan software GTMetrix. Aturan YSlow dan PageSpeed Insight dipakai untuk menentukan skor Performance Efficiency dari software. Semakin tinggi skor maka semakin baik kualitas Performance Efficiency dari software tersebut. Kategori penilaian Performance Efficiency terlihat dibawah ini :
(c) Analisis Faktor Compatibility
Analisis data untuk Compatibility tidak dilakukan karena karena lingkungan perangkat lunak hanya digunakan oleh aplikasi tes bakat. Aplikasi tes bakat tidak berbagi informasi atau resource dengan produk, sistem atau komponen yang lain.
(d) Analisis Faktor Usability
Analisis Usability dilakukan dengan menghitung hasil pengukuran kuesioner dari responden atau pengguna aplikasi menggunakan 5 skala Likert. Dari data kuesioner yang telah diolah dapat ditentukan seberapa layak software (yang dites) untuk digunakan dengan ketentuan kategori penilaian usability pada Tabel dibawah ini :
(e) Analisis Faktor Reliability
Analisis Reliability menggunakan plugin PHPUnit dan XDebug PHPStorm untuk mengukur code coverage dari perangkat lunak. Hasil pengukuran tersebut kemudian dihitung untuk mendapatkan skor dari pengujian Reliability menggunakan rumus:
Interpretasi kualitas perangkat lunak pada aspek Reliability dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
(f) Analisis Faktor Security
Analisis Security menggunakan software aplikasi Acunetix Web Vulnerability Scanner. Berdasarkan data hasil pengujian dari aplikasi Acunetix Web Vulnerability Scanner dapat ditentukan seberapa tingkat keamanan dari software yang dikembangkan.
(g) Analisis Faktor Maintainability
Analisis data untuk aspek Maintainability menggunakan pengukuran berdasarkan hasil dari pengujian code duplication dari source code perangkat lunak. Pengujian code duplication menggunakan tool PHP Copy/Paste Detector. Hasil dari pengujian code duplication digunakan rumus :
Interpretasi kualitas perangkat lunak pada aspek Maintainability berdasarkan pengukuran code duplication dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
(h) Analisis Faktor Portability
Analisis aspek Portability menggunakan cross browsing compatibility testing pada desktop dan mobile untuk menguji kualitas perangkat lunak berjalan baik pada browser berbeda. Menurut Schach (2008) Software aplikasi memenuhi aspek Portability jika dapat berjalan baik pada berbagai browser baik desktop maupun mobile.
Sumber :
ISO/IEC 25010 (2012) ‘System and Software Quality Requirements
and Evaluation (SQuaRE) – System and Software Quality Models’, Canadian Standards Association
Analisis Software Product Quality ISO/IEC 25010 pada Pengembangan Tes Bakat Menggunakan Sistem Computer-Based Test (CBT)