Pergantian generasi adalah hal yang biasa dalam proses kehidupan. Generasi muda akan menggantikan generasi tua, dan muncul generasi baru sebagai generasi muda. Perbedaan antar generasi akan menghasilkan gap berupa nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing generasi. Perbedaan yang mencolok adalah generasi yang lebih muda berusaha mengekstrak nilai-nilai generasi tua dan mengkonstruksi nilai baru yang dianut dan dianggap memenuhi raung ekspresi dan ekpektasi. Proses imitasi yang digunakan adalah tokoh-tokoh milenia yang popular dan sedang menjadi tranding topic di media sosial.
Sementara itu generasi tua, berusaha membangun konstruksi terhadap pengalaman masa lalunya, dengan nilai-nilai yang dianggap penting untuk mempertahankan eksistensi diri, komunitas maupun masa yang akan datang.
Berikut ini adalah 10 Tips Ampuh untuk Berkomunikasi Lebih Baik dengan Generasi Milenial Pada tahun 2023, Generasi Milenial akan dan hampir sudah menjadi 50 persen dari angkatan kerja. Inilah cara berkomunikasi dengan mereka dengan lebih baik sambil mendapatkan rasa hormat mereka.
Generasi Milenial, yang secara longgar didefinisikan sebagai mereka yang lahir antara tahun 1982 dan 1994, semakin mendapat perhatian di dunia kerja. Ini masuk akal, karena mereka semakin mengambil peran kepemimpinan dalam organisasi saat karyawan yang lebih tua pensiun. Faktanya, survei terbaru oleh PwC menemukan bahwa pada tahun 2020, generasi milenial akan menjadi 50 persen dari angkatan kerja.
Menurut Roshini Rajkumar, seorang analis dan pelatih komunikasi dan penulis Communicate That, Your Toolbox for Personal Presence, “Meskipun laporan sebelumnya menunjukkan sebaliknya, pekerja milenial semakin dikenal sebagai orang yang bersemangat, ambisius, dan benar-benar berbakat. Karena gaya komunikasi mereka, harapan, dan bahkan kebiasaan kerja berbeda dari generasi lain, namun mengintegrasikan karyawan milenial ke dalam budaya perusahaan Anda harus dilakukan dengan hati-hati.”
Roshini menyarankan sembilan tip berikut yang akan membantu para pemimpin dari segala usia berhasil berkomunikasi dengan kaum milenial dan mendapatkan rasa hormat mereka dalam prosesnya.
(1) Tetap singkat, tapi bermakna
Milenial telah menguasai seni mengatakan sesuatu yang bermakna dalam 140 karakter atau kurang. Semakin ringkas pesan Anda sendiri, semakin besar kemungkinan mereka memahami atau menghargai apa yang Anda katakan.
(2) Pada saat yang sama, berikan detail
Hanya karena Anda ringkas bukan berarti Anda harus berhemat pada informasi penting. Kebanyakan milenium lebih suka menerima rencana atau instruksi terperinci sebelum terjun ke proyek. Sampaikan semua yang perlu mereka ketahui untuk melakukan pekerjaan dengan baik, tetapi lewati prosa berbunga-bunga.
(3) Pilih media terbaik untuk komunikasi
Pertemuan tatap muka dan panggilan konferensi tidak seefektif milenial. Jangkau generasi muda yang paling banyak menghabiskan waktu mereka–di perangkat seluler mereka. Coba portal tim online untuk berkolaborasi dengan aplikasi seluler, atau biasakan menggunakan messenger atau aplikasi seperti Zoom atau Gmeet. Dan jangan terlalu berharap mewajibkan mereka open camera, tapi pastikan mereka mendengar dan memperhatikan. Dan apresiasi bagi yang rela melakukannya.
(4) Pahami siklus komunikasi 24/7
Jadwal non-tradisional menjadi lebih umum dalam bisnis, dan kaum milenial dapat bersiap untuk bekerja setelah meninggalkan kantor. Jadwalkan komunikasi digital agar semuanya tetap berjalan di luar jam 9-5. Tentunya dengan tetap menghormati privacy, tema dan kesibukan masing-masing. Targetnya hanyalah tetap menjaga komunikasi
(5) Komunikasikan jalan menuju pertumbuhan karir
Menurut survei Harris Interactive untuk CareerBuilder, 61 persen orang berusia 25-34 tahun yang disurvei percaya bahwa mereka harus dipromosikan dalam 2-3 tahun jika mereka melakukan pekerjaan dengan baik. Komunikasikan penilaian kinerja sesering mungkin dan pastikan pekerja muda memahami jalur karier mereka sendiri dalam organisasi Anda. Kalaupun mereka belum peduli terhadap hal ini, setidaknya mereka mengetahui dan kita telah menyampaikan dengan transaran.
(6) Jangan merendahkan atau membuat lelucon tentang usia
Milenial ingin dan berharap dianggap serius di tempat kerja. Hormati mereka, dan mereka akan menghormati Anda. Dan lupakan lelucon “Inilah yang saya lakukan ketika Anda lahir”, yang melelahkan dan menjengkelkan bagi siapa pun. Semua orang mempunyai tantangan masing-masing di jamannya. Walaupun hanya just fun, saya kira masih banyak topik atau tema yang lain dalam percakapan hangat dengan mereka.
(7) Tunjukkan keadilan di tempat kerja
Milenial mendukung semua jenis kesetaraan. Dengan demikian, pemimpin dan rekan kerja harus berperilaku dengan cara yang tidak pernah dapat dianggap merugikan atau bias (ragu-ragu) terhadap atau terhadap siapa pun atau sekelompok orang. Ini bukan kebenaran politik, melainkan kepedulian yang tulus terhadap persamaan hak.
(8) Berkomitmen pada garis dasar sosial
Pemberian amal dan kesukarelaan perusahaan sangat penting bagi generasi milenial. Pastikan Anda mengomunikasikan kontribusi perusahaan Anda untuk kebaikan yang lebih besar secara teratur. Sampaikan visi dan misi yang jelas secara berkala, agar sang milenia mengetahui arah semangat dan mengetahui kapan keberhasilan atau kegagalan itu terjadi kepada mereka.
(9) Yang terpenting, pelihara passion mereka
Generasi ini lebih dari yang lain ingin merasa seolah-olah hidup mereka dan apa yang mereka lakukan berarti sesuatu. Gunakan terminologi berbasis misi untuk mengomunikasikan keseluruhan tujuan perusahaan Anda, dan peran mereka dalam mencapai tujuan tersebut. Passion mereka, sesuatu yang mereka lakukan secara berulang-berulang tanpa bosan dikarena kecintakan terhadap aktivitas yang dilakukan haruslan di apresiasi dan diarahkan sehingga memberikan manfaat bagi bersama.
(10) Berusaha ikuti teknologi yang mereka gunakan
Memaksa mereka untuk menggunakan teknologi yang kita gunakan, sebenarnya adalah kurang bijak kecuali itu merupakan bagian dari kesepakatan utama. Lebih baik, ikuti apa yang sudah biasa mereka gunakan. Jalin komunikasi, tak perlu berlomba canggih dalam menggunakan tetapi mampu mengoptimalkan skill yang punya. Dan tetap terus selalu belajar dan belajar tanpa henti seberapa cepatpun hasilnya.
Semoga bermanfaat kawan-kawan tercinta 🙂