Kucinya adalah setara dan sauna. Orang-orang Nordik tidak direpotkan mengejar kesuksesan menurut takaran pihak lain. Setiap orang berhak dan dapat menentukan apa yang ingin dicapai dalam hidupnya.
Negara Skandinavia sering disebut sebagai tempat orang-orang paling bahagia. Di antara negara-negara dekat kutub utara, Finlandia selalu menjadi juara soal bahagia. Sejak 2017, Finlandia berada di peringkat teratas dalam daftar negara-negara paling bahagia menurut penelitian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Penelitian yang disusun Sustainable Development Solutions Network juga menemukan Afghanistan konsisten di peringkat terbawah atau negara paling tidak bahagia. Seperti dilaporkan Forbes dan AFP, ada sejumlah faktor yang diduga menjadi penyebab kebahagiaan orang-orang Finlandia, yang kembali menjadi negara paling bahagia pada 2022 itu.
Hukum Jante disebut sebagai salah satu faktornya. Dirumuskan oleh penulis Aksel Sandemose, hukum Jante membahas kesetaraan di kalanganorang-orang Nordik atau lima negara di sekitar kutub utara, yakni Denmark, Eslandia, Finlandia, Swedia, dan Norwegia.
Orang-orang Nordik dibiasakan untuk tidak merasa lebih baik dan karena itu tidak harus diperlakukan lebih baik dibandingkan yang lain. Hukum itu mendorong orang lain untuk tidak iri. Dengan demikian, orang-orang Nordik tidak direpotkan mengejar kesuksesan menuruttakaran pihak lain. Setiap orang berhak dan dapat menentukan apa yang ingin dicapai dalam hidupnya.
Faktor lain adalah menerima dan beradaptasi dengan keadaan. Banyak yang heran mengapa Finlandia, yang nyaris tidak melihat siang selama musim dingin dan nyaris tanpa malam selama musim panas, bisa tetap bahagia.
Menurut Helsinki Times, salah satu cara orang Finlandia tetap bahagia selama musim dingin ialah menghabiskan waktu di sauna. ”Di beberapa negara lain, ada pertanyaan soal musim dingin di sini. Orang-orang Finlandia tidak hanya beradaptasi, tetapi juga bersemangat selama musim dingin,” demikian tulis Helsinki Times.
Seimbang Orang-orang Finlandia juga benar-benar meresapi makna keseimbangan hidup. Mereka mengenal ”friluftsliv” atau gaya hidup di luar ruang. Tidak harus berkemah atau petualangan jelajah alam. Cukup berjalan kaki bersama keluarga di hutan, menghabiskan akhir pekan di pondok, atau memancing bersama kerabat.
Dalam jajak pendapat Uni Eropa (UE), 86 persen warga Finlandia puas dengan penerapan konsep keseimbangan kerja dan kehidupan sehari-hari. Di seluruh UE, rata-rata tingkat kepuasannya 78 persen. ”Kala berjalan-jalan di alam,Anda bisa lupa dengan semua keruwetan pekerjaan dan masalah lain,” kata terapis Finlandia, Petri Honkala, yang rutin berjalan di hutan dekat rumahnya.
Orang-orang Finlandia bisa mencapai keseimbangan itu antara lain karena mereka tidak cemas pada ketersediaan lapangan kerja dan layanan kesehatan serta pendidikan. Meski pajak penghasilan di sana bisa menghabiskan lebih dari separuh gaji, orang-orang Finlandia mendapatkan banyak fasilitas dari negara.
Hingga 70 persen penduduk berusia 16 tahun-64 tahun yang ingin bekerja mempunyai pekerjaan tetap. Sementara 60 persen penduduk di kelompok umur itu rutin mengikuti aneka pelatihan setiap tahun. Karena itu, Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memasukkan Finlandia dalam daftar teratas negara yang kehidupannya seimbang. Tingkat kepuasan Finlandia pada keseimbangan mencapai 7,6 dari skala 10.
Sementara pada rata-rata anggota OECD hanya 6,5. Konsep negara kesejahteraan memang benar-benar diterapkan di sana. Oleh karena orang-orang berpenghasilan baik dan aneka layanan sosial tersedia, orang-orang tidak cemas. Tingkat kriminalitas dan pengangguran juga rendah. Dengan demikian, sedikit orang yang merasa tidak bahagia.
Untuk sebagian orang, bahagia mungkin bukan istilah yang tepat. Sebagianorang lebih suka menyebut Finlandia dengan istilah content atau puas dengan keadaan, bukan happy atau bahagia. Tentu, itu bukan berarti semua setuju dengan status Finlandia sebagai negara paling bahagia. ”Saya tidak yakin itu benar. Orang-orang Finlandia pendiam dan tidak suka bergaul,” kata Juha Rouhikoski, penulis yang tinggal di Helsinki.
Selain itu, ada pula isu kesehatan mental. Finlandia termasuk dengan konsumsi obat penenang yang tinggi. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Finlandia di peringkat ke-22 dalam daftar negara-negara dengan tingkat bunuh diri yang tinggi. Lah kog bisa gini ya?
(AFP/REUTERS) – Kompas 20.04.2022
