Pendidikan bukan merupakan suatu keharusan bagi setiap warga negara melainkan pendidikan adalah kebutuhan. Dalam jenjang Pendidikan Tinggi setiap warga negara berhak untuk menentukan jenis pendidikan yang akan ditempuh baik itu pendidikan akademik, pendidikan profesi, atau pendidikan vokasi.
Menurut Tony Wagner terdapat beberapa kompetensi dari hasil produk pendidikan yang menjadi pembeda bagi siswa pada abad 21 ini yang harus dimiliki, antara lain :
1) Communication Skills
2) Critical and Creative Thinking
3) Information/Digital Literacy
4) Inquiry/reasoning Skills
5) Interpersonal Skills
6) Multicultural/Multilingual Literacy
7) Problem Solving
8) Technological Skills.
Tujuh dari delapan kompetensi di atas menunjukan pada soft skills atau kemampuan dan bakat yang sudah ada pada individu seseorang, sedangkan technological skill itu sendiri merupakan hard skill atau kemampuan teknis yang perlu dimiliki oleh seseorang pada profesi tertentu, salah satunya berupa kemampuan menguasai teknologi. Nah dalan tulisan ini, berfokus pada no.2 yakni : Critical and Creative Thinking
Definisi Critical Thinking Skill
Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order thinking Skills/HOTS selain berpikir kreatif (creative thinking), pemecahan masalah (creative thinking), pemecahan masalah (problem solving), dan berpikir reflektif (reflective thinking).
John Dewey dalam Fisher (2009) menyebutkan “berpikir kritis” ini sebagai “berpikir reflektif” dan mendefinisikannya sebagai pertimbangan yang aktif, terus- menerus, dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan- alasan yang mendukungnya dan kesimpulan- kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya.
Glaser (dalam Fisher, 2009:3), mendefinisikan critical thinking skill sebagai suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal- hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang, pengetahuan tentang metodemetode pemeriksaan dan penalaran yang logis, dan semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode- metode tersebut.
Critical thinking skill dapat dikatakan kemampuan sesorang dalam menganalisis suatu gagasan dengan menggunakan penalaran yang logis.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Yasushi Gotoh (2016), “Critical thinking as the set of skills and dispositions which enable one to solve problems logically and to attempt to reflect autonomously by means of Metacognitive regulation on one’s own problem-solving processes.”
Maksudnya seperangkat keterampilan dan kecenderungan yang memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah secara logis. Critical thinking skill juga dapat diartikan kemampuan berpikir seseorang dalam mengambil keputusan.
Seperti yang diungkapkan Patricia C. Seifert (2010: 197), “Less formal and more skeptical definition of critical thinking: deciding what to do and when, where, why, and how to do it.”
Hal senada juga diungkapkan Facione, Facione, and Sanchez (2010), “Critical thinking is a process of making reasoned judgments based on the consideration of available evidence, contextual aspects of a situation, and pertinent concepts”.
Berdasarkan pemaparan ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa critical thinking skill adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif, sistematis, dan produktif yang diaplikasikan dalam membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang baik.
Keterampilan berpikir merupakan salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan. Kemampuan seseorang dalam berfikir akan berpengaruh terhdap keberhasilan hidup seseorang karena kemampuan berpikir berkaitan dengan apa yang akan dikerjakan.
Sanjaya (2008: 219) menyatakan bahwa, ”belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan”.
Hal tersebut mengandung pengertian bahwa pembelajaran berpikir dalam proses pendidikan di sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, akan tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri (self-regulated).
Seseorang yang memiliki critical thinking skill cenderung lebih cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkan informasi yang tidak relevan serta memanfaatkan informasi tersebut untuk mencari solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi pendukung yang relevan.
Sejalan dengan hasil studi yang dilakukan Johnson (2006), siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis yang memadai memiliki kemungkinan besar untuk dapat mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi berjuta tantangan dengan cara terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang penyelesaian yang dipandang relatif baru. Seseorang perlu memiliki critical thinking skill dan perlu mempelajarinya, karena keterampilan tersebut sangat berguna dan sebagai bekal dalam menghadapi kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang.
Dengan critical thinking skill, seseorang mampu berpikir secara rasional dan logis dalam menerima informasi dan sistematis dalam memecahkan permasalahan.
Artinya berpikir kritis mampu meningkatkan keterampilan analistik. Selain itu critical thinking skill juga meningkatkan kemampuan seseorang cenderung kreatif. Seseorang yang memiliki critical thinking skill dapat memanfaatkan ide ataupun informasi, dan mencari informasi tambahan yang relevan sehingga dapat mengevaluasi lalu memodifikasi untuk menghasilkan ide yang terbaik. Critical thinking skill juga berfungsi untuk merefleksi atau evaluasi diri terhadap keputusan yang sudah diambil.
Penilaian Critical Thinking Skill
Beberapa ahli mengungkapkan terkait indicator dalam critical thinking skill. Menurut Ennis (1995: 4-8), terdapat 6 unsur dasar dalam critical thinking skill meliputi :
(1) Fokus (focus), merupakan hal pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui informasi. Untuk fokus terhadap permasalahan, diperlukan pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan dimiliki oleh seseorang akan semakin mudah mengenali informasi.
(2) Alasan (reason), yaitu mencari kebenaran dari pernyataan yang akan dikemukakan. Dalam mengemukakan suatu pernyataan harus disertai dengan alasanalasan yang mendukung pernyataan tersebut.
(3) Kesimpulan (Inference), yaitu membuat pernyataan yang disertai dengan alasan yang tepat.
Aspek Critical Thinking
Bagi yang sedang dalam proses mencari kerja, berpikir kritis atau dikenal dengan critical thinking menjadi skill yang harus dimiliki. Secara umum, critical thinking selain diartikan sebagai proses berpikir mendalam, juga mencakup kemampuan untuk evaluasi diri dan membuat seseorang jadi lebih mandiri.
Lalu, apa saja pentingnya skill ini dalam dunia kerja? Berikut beberapa di antaranya yang perlu kita ketahui.
(1) Observasi suatu masalah
Manfaat dari berpikir kritis yang utama adalah memudahkan seseorang untuk mengobservasi masalah yang ada. Pada dasarnya, orang dengan kemampuan critical thinking yang tinggi akan selalu berpikir rasional dan logis serta memiliki alasan yang jelas. Semua itu tidak akan bisa bila tidak ada observasi masalah terlebih dahulu.
Keuntungannya adalah akan lebih mudah dalam mengantisipasi hal buruk dengan kemampuan observasi yang matang. Kita tidak akan mudah percaya terhadap siapapun tanpa adanya observasi, sehingga tidak mudah tertipu.
(2) Kemampuan analisis tinggi dan meningkatkan kreativitas
Karena kita memiliki kemampuan observasi suatu masalah, secara tak langsung kemampuan analisis yang dimiliki pun akan berkembang. Kemampuan analisis ini dapat membantumu untuk menemukan ide-ide baru dan melakukan evaluasi jika terdapat kekurangan. Hal ini tentu sangat penting dan bermanfaat ketika tempat kerja membutuhkan pendapat/opini kita. Di sisi lain, critical thinking dapat mengasah kreativitas. Sebagai contoh, kita dapat menemukan cara baru yang lebih tepat untuk menghadapi pekerjaan yang berat dan dalam situasi yang berat sekalipun.
(3) Cepat tanggap dalam menjawab pertanyaan dan adaptasi
Dalam dunia kerja di era modern seperti sekarang, seseorang memang dituntut untuk lebih tanggap dalam segala hal, mulai dari menjawab pertanyaan hingga beradaptasi dengan lingkungan kerja. Sayangnya, tidak semua orang dapat melakukan hal itu dengan baik.
Bila kita memiliki kemampuan critical thinking yang baik, hal tersebut sangatlah membantu. Dari proses berpikir secara analisis seperti dijelaskan di atas, kita akan menemukan potensi dalam lingkungan kerja yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Kita pun dapat melihat pula sisi negatif dan positif di situasi tertentu. Ketika ada pertanyaan dari orang lain, kita pun bisa dengan mudah menjawab berkat kemampuan analisis yang tajam.
(4) Komunikasi lancar dan tenang bila ada perbedaan pendapat
Ketika berdiskusi untuk memecahkan sebuah jalan keluar, terkadang seseorang bisa saja terpancing emosinya karena egonya yang tinggi. Jika hal itu terjadi, sebenarnya ini adalah sifat buruk yang dapat menghambat karirmu di dunia kerja karena dapat mengganggu proses komunikasi.
Critical thinking bisa mengasah bagaimana cara komunikasi dan cara kita menyampaikan ide secara terstruktur dan informatif. Misalnya dalam menyampaikan presentasi saat meeting di kantor atau pada saat berbicara dengan orang lain.
(5) Menemukan solusi terbaik dalam suatu masalah
Manfaat terakhir dari critical thinking yang terasah dengan baik adalah kemampuan menemukan solusi yang cepat dan terbaik ketika menghadapi masalah. Ingat, dunia kerja memang selalu dipenuhi dengan konflik, isu, dan tantangan. Termasuk juga masalah internal dengan rekan kerja, perusahaan, dan lain sebagainya.
Pada saat kita melatih proses critical thinking, kita juga bisa menemukan kesalahan yang bisa saja tidak terpikirkan oleh tim atau orang lain. Kita pun menjadi lebih tajam dalam melihat permasalahan dan berusaha menyimpulkan jalan keluar dari masalah tersebut. Kemampuan problem solving inilah yang penting dimiliki dalam dunia kerja.
Bagaimana meningkatkannya?
Setelah mengetahui apa saja manfaat critical thinking di dalam pekerjaan, mungkin kita juga bertanya-tanya bagaimana untuk meningkatkannya.
Setidaknya ada 3 cara yang bisa kita lakukan.
Pertama, jangan malu untuk bertanya. Dengan bertanya, secara tidak langsung akan meningkatkan pola pikir kritis karena rasa ingin tahu yang tinggi. Bertanya pun bisa dilakukan terhadap diri sendiri dan orang lain. Untuk memudahkanmu, bisa menggunakan pola 5W1H (what, why, where, when, who, dan how).
Kedua, cobalah untuk menjadi seorang pendengar yang baik. Maksudnya disini, kita harus mendengarkan lawan bicara atau ketika menyampaikan gagasan. Cara ini dirasa cukup ampuh untuk memberikan respon terhadap sesuatu dan kondisi yang terjadi, serta membuat suasana menjadi semakin produktif.
Ketiga, kemampuan critical thinking bisa diasah dengan melalui banyak cara seperti banyak menulis segala aktivitas yang nantinya akan memajukan pengembangan diri.
Semoga bermanfaat.