Laporan Times Higher Education’s (THE) World University Ranking terkait peringkat perguruan tinggi dunia tahun 2023 yang dilansir pada 12 Oktober 2022 lalu menyebutkan bahwa unjuk kekuatan penelitian di pendidikan tinggi mulai bergeser. Amerika Serikat yang selama ini mendominasi mengalami stagnansi, sementara China menunjukkan peningkatan. Bergesernya dominasi AS di dunia penelitian ini ditengarai karena adanya ketimpangan output yang dihasilkanoleh uni versitas-universitas elite (jumlahnya 25 persen) dengan yang lainnya (75 persen). Hal ini berimbas pada jumlah sitasi (citations).
Jika kualitas penelitian dilihat dari jumlah sitasi, China mulai mengejar. Dalam setahun, skor rata-rata China untuk sitasi meningkat cukup signifikan, dari skor 55,6 menjadi 58,0. Sementara dalam periode yang sama skor AS menurun meski tipis, dari skor 70,0 menjadi 69,4. Dibandingkan lima tahun yang lalu, skor rata-rata sitasi China meningkat dari angka 41,1 menjadi 58,0. Sedangkan AS dalam kurun waktu yang sama menurun dari skor 75,9 menjadi 69,4. Pandemi memberi peluang bagi banyak perguruan tinggi di dunia untuk melakukan riset-riset di bidang kesehatan, khususnya yang terkait dengan Covid-19. Hal itu kemudian berdampak pada kenaikan sitasi hingga membuat peringkat suatu perguruan tinggi di taraf internasional menjadi terdongkrak.
Peluang ini ditangkap oleh perguruan tinggi di China. Perguruan tinggi di China diakui unggul dalam publikasi riset-riset ilmiah di tingkat global. Dalam pemeringkatan oleh THE tahun 2022, China berhasil menempatkan dua universitasnya dalam jajaran 20 top dunia untuk pertama kalinya. Kedua perguruan tinggi itu adalah Peking University dan Tsinghua University. Keduanya masih bertahan di 20 besar untuk tahun 2023.
Di luar soal sitasi, redupnya dominasi AS juga terlihat dari jumlah institusi yang masuk dalam 100 besar. Untuk tahun 2023, AS hanya memiliki 34 universitas yang masuk dalam 100 besar, turun dari tahun 2022 yang sebanyak 38 universitas.
Bahkan, berkurang cukup banyak dibandingkan dengan lima tahun lalu yang jumlahnya 41 institusi. Beberapa kampus di AS yang terlempar dari peringkat 100 besar adalah University of Minnesota, University of Maryland,College Park, Michigan State University, Ohio State University, dan Dartmouth College.
Sementara China berhasil memasukkan 7 universitasnya ke dalam daftar 100 besar, naik dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 6 universitas, atau hanya 3 universitas pada lima tahun yang lalu. Tren China yang kian menguat ini diperkirakan akan terus berlanjut. Keberhasilan China ini tidak lepas dari upaya pemerintahannya sejak lebih dari 20 tahun terakhir yang konsisten berinvestasi dalam pendidikan tinggi serta penelitian dan pengembangan. Selain itu, Pemerintah China juga mengirim putra-putri terbaiknya belajar di institusiternama di dunia Barat dan pulang kembali ke China untuk pengabdian dan pengembangan.
Inggris dan AS Peringkat universitas dunia tahun 2023 versi THE ini juga menyajikan dinamika di dalam daftar 10 universitas paling top. University of Oxford (Inggris) tetap berada di posisi puncak selama tujuh tahun berturut-turut. Jika tahun-tahun sebelumnya hanya ada dua universitas dari Inggris yang masuk dalam 10 universitas paling top, yakni University of Oxford dan University of Cambridge, tahun 2023 bertambah satu perguruan tinggi lagi, yaitu Imperial College London di peringkat ke-10. University of Cambridge bahkan naik posisi dari peringkat kelima ke peringkat ketiga.
Dominasi AS dalam daftar 10 universitas paling top di tahun 2023 juga meredup. Hal itu karena tinggal 7 universitas AS yang masuk dalam 10 top. Satu universitas AS yang terlempar dari daftar 10 besar adalah University ofChicago.Adapun Harvard University tetap bertengger di peringkat kedua.AS masih menjadi negara yang paling banyak menempatkan perguruan tingginya dalam pemeringkatan dengan jumlah total 177 institusi. Dalam daftar 200 besar, AS menyumbang sebanyak 58 kampus. Terdapat lima negara yang tahun 2023 berhasil masuk dalam pemeringkatan THE. Kelima negara tersebut semuanya berasal dari Afrika, yakni Zambia, Namibia, Mozambik, Zimbabwe, dan Mauritius.
Secara keseluruhan terdapat 1.799 universitas dari 104 negara yang di peringkat THE. Juga terdapat 526 universitas yang menyandang status reporter. Status reporter ini menunjukkan kampus-kampus yang memberikan data untuk dinilai, tetapi tidak memenuhi kriteria kelayakan untuk masuk dalam peringkat. Namun, mereka setuju untuk ditampilkan sebagai status reporter di dalam daftar final THE.
Harus berbenah
Peringkat perguruan tinggi Indonesia dalam World University Rankings untuk tahun 2023 banyak yang merosot. Tak terkecuali Universitas Indonesia (UI) yang berdasarkan versi THE selalu menempati peringkat pertama se-Indonesia. Untuk tahun 2023, secara global UI turun peringkat ke kelompok 1001-1200, tepatnya di posisi ke-1080. Ini adalah tahun ketiga UI turun peringkat. Tahun 2020 UI masih berada di peringkat ke-668 dunia. Tahun berikutnya turun ke peringkat ke-867 dan tahun 2022 turun lagi ke peringkat ke-876.Di kawasan Asia, UI berada di peringkat ke-234. Posisi ini juga turun dari tahun 2022 yang di peringkat ke-165.
Setelah UI, perguruan tinggi lainnya yang masuk dalam 10 paling top di Indonesia secara berturut-turut adalah Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Bina Nusantara, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, IPB University, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Negeri Malang. Kesembilan institusi ini masuk dalam kelompok peringkat 1201-1500 dunia. Juga ada Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang masuk dalam kelompok peringkat ini.
Sebanyak tujuh perguruan tinggi lainnya, yakniUniversitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Islam Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Sumatera Utara, Universitas Telkom, dan Universitas Andalas, masuk dalam kelompok peringkat ke-1.500+ dunia.
Untuk pemeringkatan tahun 2023 ini terdapat 25 perguruan tinggi Indonesia yang mengirimkan data untuk diperingkat oleh THE. Namun, hanya 18 perguruan tinggi yang mendapatkan peringkat. Tujuh perguruan tinggi lainnya mendapatkan status reporter.
Jumlah ini jauh meningkat dibandingkan tahun 2022, di mana baru 19 perguruan tinggi yang mengirimkan data. Sebanyak 14 perguruan tinggi mendapat peringkat dan 5 lainnya berstatus reporter.
Sayangnya, upaya untuk mendapatkan pengakuan dunia atas kualitas perguruan tinggi tanah air ini belum membuahkan hasil yang diharapkan.
Sebagian besar perguruan tinggi top di Indonesia peringkatnya secara global justru menurun. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pendidikan tinggi di Indonesia untuk berbenah agar tidak semakin tertinggal. (LITBANG KOMPAS)