Kalau kata mudik berasal dari mana sih? Ada pendapat yang mengatakan kalau kata mudik berasal dari bahasa Jawa. Mudik adalah singkatan dari mulih dilik.
Kedua kata ini kalau diterjemahkan artinya adalah pulang sebentar. Istilah mudik juga dihubungkan dengan kata udik yang berarti kampung, desa atau dusun. Oleh karena itu, mudik diartikan sebagai pulang kampung.
Ada juga yang mengatakan kalau mudik berasal dari bahasa Betawi. Mudik dapat diartikan menjadi ‘menuju udik’ atau menuju kampung. Dahulu, banyak orang dari luar Jawa yang merantau ke Batavia atau sekarang Jakarta untuk bekerja. Hal ini mengharuskan mereka menetap di Pulau Jawa. Saat Hari Raya Idul Fitri mereka akan pulang ke kampung halaman masing-masing.
Ritual tahunan, mudik, menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam tradisi masyarakat Indonesia dan menjadi salah satu rangkaian “ritual” di bulan Ramadhan. Barangkali juga bahwa mudik merupakan mobilisasi orang terbesar di Indonesia.
Jakarta, selain sebagai ibukota negara, juga sebagai titik pusat sumber mobilisasi orang-orang ini. Peristiwa sosial ini juga seiring dengan Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan bisnis dari seluruh penjuru negeri. Dan Jakarta dari dulu kala memang sudah menjadi pusatnya.
Mudik adalah saat untuk pulang kampung dan bersilaturahmi dengan keluarga. Di Indonesia, mudik dilakukan saat lebaran. Sejak kapan sih ada tradisi mudik di Indonesia dan dari mana asalnya?
Konon, tradisi mudik sudah ada sejak sebelum zaman Kerajaan Majapahit. Mudik adalah tradisi yang berasal dari para petani Jawa. Pada zaman kerajaan, orang-orang yang merantau akan pulang ke kampung halaman untuk membersihkan makam leluhurnya. Momen ini juga mereka manfaatkan untuk meminta rezeki dan keselamatan.
Gbr. Suasana terminal bis Pulo Gadung Jakarta pada 10 Agustus 1980
Pada 1970-an barulah berkembang istilah mudik lebaran. Saat itu, Jakarta merupakan satu-satunya kota besar di Indonesia. Orang dari desa beramai-ramai datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan dan mengubah nasib.
Nah, untuk mereka yang sudah mendapat pekerjaan, mereka akan mendapatkan jatah libur panjang. Biasanya, libur panjang itu jatuh pada hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri. Jadilah momen lebaran ini digunakan untuk mudik atau pulang kampung dan bersilaturahmi dengan keluarga di sana.
Gbr. Bapak Presiden Meninjau Situasi Mudik tahun 1985 di Pantura
Gbr. Suasana Mudik di Stasiun Jatinegara Th.1991
Bagi sahabat-sahabatku yang belum pernah mudik, mungkin belum bisa faham tentang budaya ini. Tetapi bagi yang sudah akan selalu tersenyum mengenang susah payah pulang berjamaah kembali ke tanah kelahiran bertemu orangtua tercinta.
Heppy Lebaran semuanya 🙂