yyudhanto on Pendidikan Umum
28 Jun 2025 06:59 - 4 minutes reading

Teknik Negosiasi ala FBI untuk Sehari-hari

Teknik Negosiasi ala FBI untuk Sehari-hari ini dapat digunakan sebagai cara Cerdas Berkomunikasi dan Mendapatkan Hasil Terbaik. Teknik negosiasi yang digunakan oleh FBI, khususnya oleh Chris Voss, mantan negosiator sandera internasional, terbukti sangat efektif bahkan dalam situasi penuh tekanan. Menariknya, teknik-teknik ini juga sangat relevan dan bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari—baik di tempat kerja, keluarga, maupun lingkungan sosial.

Berikut ini penjelasan lengkap enam teknik utama beserta contoh penerapannya dalam aktivitas sehari-hari.

1. Mirroring

Mirroring adalah teknik sederhana namun sangat ampuh: cukup ulangi satu hingga tiga kata terakhir yang diucapkan lawan bicara Anda, atau pilih kata kunci dari ucapannya. Tujuannya adalah membuat lawan bicara merasa didengarkan dan mendorong mereka untuk mengungkapkan lebih banyak informasi

.Contoh Penerapan:

  • Di kantor: Rekan kerja berkata, “Aku benar-benar kesal karena deadline dipercepat.” Anda bisa merespons, “Deadline dipercepat?” Biasanya, rekan akan menjelaskan lebih lanjut, sehingga Anda bisa memahami situasinya secara lebih mendalam.
  • Dalam keluarga: Anak berkata, “Aku capek banget hari ini.” Anda jawab, “Capek banget?” Anak Anda mungkin akan bercerita lebih banyak tentang harinya.

Dengan mirroring, Anda tidak hanya menunjukkan perhatian, tapi juga membuka ruang bagi lawan bicara untuk merasa dihargai dan didengarkan, sehingga komunikasi berjalan lebih lancar

2. Label Their Emotions

Teknik ini berarti Anda mengidentifikasi dan menyebutkan emosi yang sedang dirasakan lawan bicara. Dengan melabeli emosi, Anda membantu mereka merasa dipahami tanpa harus langsung mencoba “memperbaiki” perasaan tersebut

.Contoh Penerapan:

  • Saat teman curhat: “Sepertinya kamu merasa kecewa dengan hasil rapat tadi.”
  • Ketika pelanggan marah: “Saya bisa melihat Anda frustrasi dengan pelayanan kami.”

Labeling membantu menciptakan rasa aman secara psikologis, sehingga lawan bicara lebih terbuka dan siap berdiskusi secara konstruktif.

3. Show Tactical Empathy

Tactical empathy adalah kemampuan untuk benar-benar memahami perspektif dan perasaan orang lain, lalu menunjukkannya secara aktif. Ini bukan sekadar simpati, melainkan benar-benar berusaha “masuk ke sepatu” mereka.

Contoh Penerapan:

  • Di tempat kerja: Jika rekan Anda kesulitan dengan tugas baru, Anda bisa berkata, “Saya bisa membayangkan betapa menantangnya tugas ini untukmu, apalagi dengan waktu yang terbatas.”
  • Dalam keluarga: Ketika pasangan Anda tampak stres, Anda bisa mengatakan, “Aku tahu ini berat buat kamu, dan aku di sini untuk membantu.”

Dengan tactical empathy, lawan bicara akan merasa dihargai dan lebih terbuka untuk bekerja sama atau mencari solusi bersama.

4. Get People to Say “No” Instead of “Yes”

Kebanyakan orang berpikir bahwa mendapatkan jawaban “ya” adalah tujuan utama negosiasi. Namun, FBI justru mendorong lawan bicara untuk mengatakan “tidak” terlebih dahulu. Mengapa? Karena “tidak” membuat orang merasa aman dan berkuasa, sehingga mereka lebih nyaman untuk melanjutkan diskusi..

Contoh Penerapan:

  • Dalam penawaran kerja sama: Alih-alih bertanya, “Apakah Anda tertarik dengan proposal ini?” Anda bisa bertanya, “Apakah Anda keberatan jika saya mengirimkan detail lebih lanjut?”
  • Di rumah: Daripada bertanya, “Boleh aku pergi dengan teman-teman?” Anda bisa bertanya, “Apakah kamu keberatan jika aku pergi sebentar?”

Teknik ini membantu mengurangi tekanan dan membuka ruang diskusi yang lebih sehat..

5. Aim for “That’s Right”, Not “You are Right”

Tujuan utama dalam negosiasi adalah membuat lawan bicara berkata, “Itu benar” (“That’s right”), bukan sekadar “Kamu benar” (“You are right”). “That’s right” menandakan bahwa mereka benar-benar memahami dan setuju dengan sudut pandang Anda, bukan hanya mengiyakan untuk mengakhiri percakapan..

Contoh Penerapan:

  • Meyakinkan atasan: Setelah menjelaskan situasi kerja, Anda ingin mendengar atasan berkata, “Itu benar, tim kita memang kekurangan sumber daya.”
  • Dalam diskusi keluarga: Setelah memaparkan alasan Anda, pasangan Anda berkata, “Itu benar, kita memang perlu mengatur keuangan lebih baik.”

Ketika lawan bicara mengatakan “That’s right”, berarti mereka merasa didengarkan dan siap untuk melangkah ke tahap solusi bersama.

6. Call Out the Negatives First

Sebelum lawan bicara mengungkapkan keberatan atau kekhawatiran, Anda justru menyebutkannya lebih dulu. Ini disebut “accusation audit”. Dengan mengakui potensi hal negatif di awal, Anda menurunkan pertahanan lawan bicara dan menciptakan suasana yang lebih terbuka..

Contoh Penerapan:

  • Dalam negosiasi harga: “Saya tahu harga yang saya tawarkan mungkin terasa terlalu rendah bagi Anda, dan mungkin Anda berpikir saya tidak menghargai kerja keras Anda.”
  • Menyampaikan kabar buruk: “Saya sadar kabar ini pasti mengecewakan, dan Anda mungkin merasa saya tidak adil.”

Dengan mengakui sisi negatif lebih dulu, Anda menunjukkan empati dan kejujuran, sehingga lawan bicara lebih mudah menerima pesan Anda

Teknik-teknik negosiasi FBI di atas bukan hanya untuk situasi genting, tapi sangat efektif untuk membangun komunikasi yang sehat, memperkuat hubungan, dan mendapatkan hasil terbaik dalam interaksi sehari-hari. Cobalah praktikkan satu per satu, dan rasakan perubahan positif dalam cara kita berkomunikasi

yudho yudhanto uns solo
yudho yudhanto kompas com
yudho yudhanto dirjen vokasi
yudho yudhantookezone
yudho yudhanto inews
yudho yudhanto tribunews

Arsip:

_____

Kategori: