yyudhanto on Teknologi
11 Dec 2025 18:01 - 6 minutes reading

Design Science Research (DSR)

Design Science Research (DSR) adalah pendekatan penelitian yang berfokus pada pengembangan dan evaluasi artefak yang bertujuan untuk memecahkan masalah praktis dalam konteks tertentu.

DSR sering digunakan dalam bidang teknologi informasi, rekayasa perangkat lunak, dan ilmu komputer, tetapi juga dapat diterapkan pada domain lain seperti pendidikan, termasuk pengembangan aplikasi pembelajaran berbasis Virtual Reality (VR).

Dalam konteks pembelajaran sejarah bangsa, aplikasi VR menawarkan cara inovatif untuk menghadirkan pengalaman belajar yang mendalam dan interaktif. Dengan menggunakan DSR, peneliti dapat merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi aplikasi VR yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang sejarah bangsa mereka.

Konsep Design Science Research (DSR)

DSR adalah metodologi penelitian yang menggabungkan teori dan praktik dengan tujuan untuk menciptakan artefak baru yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dunia nyata. Artefak ini bisa berupa perangkat lunak, model, metode, atau sistem yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Design Science Research (DSR) adalah sebuah paradigma riset yang berfokus pada pengembangan pengetahuan desain, khususnya terkait pembuatan artefak seperti perangkat lunak, model, metode, atau konsep. Pengetahuan desain ini bertujuan membantu peneliti maupun praktisi dalam merancang solusi secara sistematis dan ilmiah.

Dalam DSR, pengembangan artefak saja tidak cukup. Artefak harus dibuktikan efektivitasnya dalam konteks dunia nyata agar menunjukkan rigor (ketelitian ilmiah) dan relevance (relevansi terhadap masalah nyata). Pengetahuan yang dihasilkan harus mencakup:

  1. Problem space – pemahaman tentang masalah dan kebutuhan stakeholder.
  2. Solution space – rancangan artefak atau solusi yang diciptakan.
  3. Evaluation – bukti empiris tentang seberapa efektif artefak tersebut menyelesaikan masalah.

Ketiga aspek ini bersama-sama membentuk design knowledge yang menjadi kontribusi utama dalam DSR. Untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dengan cara yang sistematis dan dapat dipercaya, berbagai metode ilmiah digunakan. Teks ini membahas tiga metode utama:

1. Systematic Literature Review (SLR)

SLR digunakan untuk membangun dasar teori yang kuat tentang masalah yang dikaji. Melalui SLR, peneliti dapat memahami kondisi penelitian sebelumnya, menemukan celah riset, dan membangun teori pendukung (kernel theories) yang diperlukan untuk merancang solusi.

2. Interviews

Wawancara digunakan untuk mendapatkan wawasan kualitatif dari para ahli atau stakeholder yang terlibat langsung dalam masalah. Hasil wawancara dapat digunakan untuk:

  • Menyusun kebutuhan desain artefak,
  • Menghasilkan design principles,
  • Mengevaluasi artefak setelah dikembangkan.

3. Experiments

Eksperimen merupakan metode yang kuat untuk menguji atau memvalidasi pengetahuan desain. Eksperimen dapat menilai efektivitas fitur tertentu, mekanisme tertentu, atau keseluruhan artefak dalam kondisi terkontrol. Hasil eksperimen dapat digunakan untuk memperkuat generalisasi pengetahuan desain.

Design Knowledge (vom Brocke et al. 2020)

Metode lainnya

Selain tiga metode utama, DSR juga memanfaatkan metode lain seperti taksonomi, simulasi, studi kasus, etnografi, dan grounded theory. Berbagai metode ini dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi untuk memperkaya pengetahuan desain yang dihasilkan.


Inti narasi:
Design Science Research berfokus pada pembuatan dan evaluasi artefak untuk menyelesaikan masalah nyata. Untuk menghasilkan pengetahuan desain yang valid dan relevan, DSR menggunakan berbagai metode seperti literature review, wawancara, dan eksperimen untuk menggali masalah, merancang solusi, dan mengevaluasi efektivitasnya.

Karakteristik DSR

  • Fokus pada Artefak. DSR berpusat pada pengembangan artefak yang relevan dan berguna.
  • Iteratif dan Inkremental. Proses DSR bersifat iteratif, di mana artefak terus diperbaiki berdasarkan umpan balik dan evaluasi.
  • Konteks Praktis. DSR dilakukan dalam konteks dunia nyata, dengan tujuan untuk memberikan solusi praktis.
  • Evaluasi dan Validasi. DSR mencakup evaluasi artefak untuk memastikan bahwa ia memenuhi tujuan yang ditetapkan.

Langkah-langkah DSR

  1. Identifikasi Masalah: Menentukan masalah yang ingin dipecahkan melalui penelitian.
  2. Pengembangan Artefak: Mendesain dan mengembangkan artefak yang diinginkan.
  3. Evaluasi Artefak: Menguji artefak untuk menilai efektivitasnya.
  4. Refleksi dan Perbaikan: Mengumpulkan umpan balik untuk perbaikan lebih lanjut.
  5. Dokumentasi dan Penyebaran: Mencatat proses dan hasil penelitian untuk dibagikan kepada komunitas ilmiah dan praktisi.

Studi Kasus: Aplikasi Virtual Reality Pembelajaran Sejarah Bangsa

Sejarah bangsa merupakan bagian penting dari pendidikan yang membantu siswa memahami identitas dan warisan budaya mereka. Namun, pembelajaran sejarah sering kali dianggap membosankan ketika hanya disampaikan melalui buku teks atau ceramah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru yang lebih menarik dan interaktif. Aplikasi Virtual Reality (VR) menawarkan solusi yang inovatif, memungkinkan siswa untuk mengalami peristiwa sejarah secara langsung.

Identifikasi Masalah

Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah adalah kurangnya minat dan keterlibatan siswa. Pembelajaran yang konvensional sering kali tidak mampu memberikan pengalaman yang mendalam, sehingga siswa kesulitan untuk mengingat dan memahami konteks sejarah. Dengan demikian, diperlukan suatu alat yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan memperkaya pengalaman belajar mereka.

Pengembangan Artefak

Desain Aplikasi VR

  1. Tujuan Pembelajaran: Aplikasi VR dirancang untuk membantu siswa memahami peristiwa sejarah penting, seperti proklamasi kemerdekaan, perjuangan pahlawan, dan budaya tradisional bangsa.
  2. Fitur Aplikasi:
    • Simulasi Interaktif: Siswa dapat berinteraksi dengan karakter sejarah dan lingkungan yang realistis.
    • Narasi dan Audio: Menggunakan narasi untuk memberikan konteks tambahan dan informasi sejarah.
    • Tanya Jawab: Fitur interaktif di mana siswa dapat menjawab pertanyaan untuk menguji pemahaman mereka.
    • Mode Pembelajaran Kolaboratif: Siswa dapat belajar dalam kelompok, membahas pengalaman mereka dalam VR.
  3. Teknologi yang Digunakan: Aplikasi dibangun menggunakan platform VR seperti Unity dan dioptimalkan untuk headset VR populer seperti Oculus Rift atau HTC Vive.

Evaluasi Artefak

Metodologi Evaluasi

Setelah aplikasi dikembangkan, langkah selanjutnya adalah evaluasi untuk menilai efektivitasnya dalam meningkatkan pembelajaran sejarah. Metodologi evaluasi mencakup:

  1. Uji Coba Pengguna: Melibatkan siswa dalam uji coba untuk mendapatkan umpan balik langsung tentang pengalaman mereka.
  2. Kuesioner dan Wawancara: Mengumpulkan data melalui kuesioner dan wawancara untuk mengevaluasi persepsi siswa terhadap aplikasi.
  3. Pengukuran Hasil Belajar: Menggunakan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa tentang materi sejarah.

Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa siswa merasa lebih terlibat dan termotivasi saat menggunakan aplikasi VR. Mereka melaporkan bahwa pengalaman belajar yang interaktif membuat mereka lebih mudah mengingat informasi sejarah. Data dari pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa.

Refleksi dan Perbaikan

Berdasarkan umpan balik yang diterima, pengembang aplikasi melakukan beberapa perbaikan:

  • Peningkatan Antarmuka Pengguna: Memperbaiki navigasi dan tampilan antarmuka agar lebih intuitif.
  • Penambahan Konten: Menambahkan lebih banyak peristiwa sejarah dan karakter untuk memperkaya pengalaman belajar.
  • Fitur Gamifikasi: Mengintegrasikan elemen gamifikasi untuk meningkatkan motivasi siswa, seperti poin atau penghargaan.

Dokumentasi dan Penyebaran

Proses penelitian dan pengembangan aplikasi VR didokumentasikan dengan baik, termasuk metodologi, hasil evaluasi, dan perbaikan yang dilakukan. Hasil penelitian dipresentasikan dalam konferensi pendidikan dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah untuk dibagikan dengan komunitas akademis dan praktisi pendidikan.

Design Science Research (DSR) adalah pendekatan yang efektif untuk mengembangkan aplikasi pembelajaran berbasis Virtual Reality yang inovatif. Dalam studi kasus ini, aplikasi VR untuk pembelajaran sejarah bangsa menunjukkan bahwa teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa. Melalui proses iteratif DSR, pengembang dapat menciptakan artefak yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pendidikan tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang mendalam.

Dengan mengintegrasikan teknologi VR dalam pendidikan, kita dapat menciptakan cara baru untuk menghidupkan sejarah dan membantu siswa memahami warisan budaya mereka dengan cara yang menarik dan interaktif. Diharapkan, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengembangkan aplikasi serupa untuk mata pelajaran lainnya, sehingga memperluas manfaat teknologi VR dalam pendidikan.

Referensi Pustaka

Berikut adalah daftar referensi buku tentang Design Science Research (DSR) :

A. R. Hevner and S. Chatterjee, Design Science Research: Methodologies, Frameworks, and Applications. New York, NY, USA: Springer, 2010.

A. R. Hevner and S. Chatterjee, Design Science Research in Information Systems. New York, NY, USA: Springer, 2010.

J. Pries-Heje and J. K. Damsgaard, Design Science Research in Information Systems. Berlin, Germany: Springer, 2016.

B. A. Wixom et al., Design Science Research: A Method for Developing Information Systems. New York, NY, USA: Springer, 2014.

J. I. Becker et al., Design Science Research: A Guide for Researchers and Practitioners. Berlin, Germany: Springer, 2016.

yudho yudhanto uns solo
yudho yudhanto kompas com
yudho yudhanto dirjen vokasi
yudho yudhantookezone
yudho yudhanto inews
yudho yudhanto tribunews

Arsip:

_____

Kategori: