Benar sekali! Marketing adalah proses mengenalkan produk atau jasa agar diketahui oleh masyarakat. Marketing juga berarti proses pemasaran produk atau jasa, mulai dari pembuatan strategi hingga apa yang dirasakan oleh konsumen. Jadi, menyamakan istilah marketing (pemasaran) dengan sales adalah keliru. Karena Sales (penjualan) hanyalah bagian dari hasil proses marketing.
Caroline Forsey dari Hubspot, mendefinisikan bahwa marketing atau pemasaran adalah proses untuk membuat masyarakat tertarik pada produk atau jasa dari sebuah perusahaan. Untuk melakukan proses ini, perlu dilakukan serangkaian tahapan seperti : riset pasar, analisis, testimoni dan pencarian pelanggan yang ideal.
Definisi dari pemasaran yang amat luas menjelaskan bagaimana proses di dalam marketing itu sendiri. Pemasaran bahkan dimulai dari proses pengembangan produk, metode distribusi yang akan dilakukan, penjualan produk atau jasa, dan periklanan. Perkembangan teknologi membuat definisi pemasaran meluas.
Saat ini ada dua jenis pemasaran: online dan offline. Dua konsep ini dipisahkan oleh mediumnya, di mana online menggunakan internet, sementara offline tidak.
Bisnis adalah seni. Tak ada resep pasti untuk menjadikan sebuah bisnis sukses. Adanya ada panduan antara teori dan experience yang dihubungkan dengan waktu dan keadaan.
Tetapi tetap bahwa ada beberapa hal prinsip yang kudu dipegang seperti misalnya : bisnis plan, hutang-piutang, proses hitung-hitungan akunting yang tepat dan insting dalam melihat trend (berdasar data). Sisanya, tak ada aturan baku alias bahwa bisnis berjalan atau dinamika bisnis itu sendiri merupakan seni.
Berikut ini adalah konsep untuk memperbaiki bisnis sebagai seni process oriented yang akan dikonversi menjadi sebuah bisnis result oriented.
Efek dari konsep ini adalah kita bisa memaksimalkan promosi dan melihat hasilnya dalam bentuk pendapatan. Bukan sekedar membakar uang dalam proses bisnis tetapi tanpa hasil yang jelas. Atau berupaya selalu coba-coba yang nanti tidak jelas hasilnya pula. Konsep ini sering disebut dengan marketing-funnel.
Apa itu Marketing Funnel?
Marketing funnel atau sales funnel adalah bentuk lain dari customer journey. Marketing funnel dan customer journey sama-sama menjelaskan proses seseorang dari tidak mengenal brand, mengenal, menimbang-nimbang, melakukan pembelian, menilai produk, hingga menjadi pelanggan setia.
Marketing funnel / sales funnel VS Customer journey
Marketing funnel punya visualisasi seperti benda corong. Corong ini menunjukkan jumlah orang (target) yang terlibat dalam setiap tahapan marketing. Di tahap awal, semestinya audiens yang dijangkau jumlahnya paling banyak. Semakin bergeser tahapan berikutnya maka jumlahnya berkurang semakin sedikit.
Di tahap awal yakni promosi. Pasti bisa menjangkau sangat banyak orang. Setidaknya, orang-orang yang disasar sebagai target. Dengan tujuan agar bisa tahu nama brand dan produk yang kita jual/tawarkan.
Nah, dari sekian banyak dalam fase promosi silahkan diperhatikan.
Berapa yang tertarik untuk tahu lebih dalam soal brand?
Berapa banyak yang ingin membelinya?
Seberapa jumlah orang yang benar-benar membeli?
Lalu, berapa orang yang pada akhirnya menjadi pelanggan setia?
Jawabannya bisa ditebak. Pasti lebih sedikit. Itulah kenapa visualisasi marketing-funnel dalam bentuk corong adalah tepat.
Sedangkan Customer journey adalah fokus menggambarkan proses yang ditempuh calon pelanggan dalam mengenal, mencari tahu lebih dalam, membeli produk, hingga akhirnya menjadi pelanggan tetap. Tak ada jumlah-jumlah target seperti dalam marketing funnel.
Prinsipnya bahwa Customer journey adalah mendokumentasikan channel apa saja yang diakses audiens dalam proses awal sampai akhir. Yakni : Awareness -> Consideration -> Acqusition -> Service -> Loyalty.
Semestinya Customer journey dapat mengenali Apakah user/klien mengenal bisnis dari iklan Google Ads, rekomendasi teman, atau sosial media? Apakah calon pelanggan mencari tahu produk dari website, review produk di YouTube, atau testimoni pelanggan?
Jadi, keunggulan analisis marketing funnel bisa mencakup 2 hal penting dalam sebuah perjalanan seorang pelanggan (custumer journey), yakni :
Pertama, marketing funnel bisa menjelaskan aspek kuantitas atau jumlah target pasar.
Kedua, marketing funnel juga sekaligus menjelaskan customer journey secara deskriptif.
Pentingnya Marketing Funnel
Jawabannya mudah saja. Lewat marketing funnel, kita bisa betul-betul paham bagaimana proses calon pelanggan tahu soal brand dan akhirnya memutuskan membeli produk dan kemudian menjadi pelanggan setia
Dengan cara memahami semua prosesnya, maka kita bisa mengenali langkah tahapan mana yang sudah optimal dan juga tahapan-tahapan mana yang masih bermasalah atau kurang maksimal. Sehingga kita bisa melakukan perbaikan strategi marketing di tahapan yang kurang optimal atau sesuai data yang dihasilkan.
Lewat konsep ini juga, kita akan bisa terhindar membuang uang untuk upaya promosi yang percuma. Atau melakukan usaha coba-coba yang tidak menghasilkan secara maksimal.
Langkah-Langkah dalam Marketing Funnel dan Sales Funnel
Sebetulnya, setiap bisnis memiliki tahapan marketing funnel yang berbeda. Ada yang model tahapannya panjang. Akan tetapi, ada pula yang model marketing funnelnya pendek.
Semua itu tergantung dari jenis produk atau layanan, channel yang digunakan, data analytics yang diinginkan, sampai dengan platform penjualan yang dipakai. Misalnya saja, funnel marketing yang berisi sembilan langkah seperti ini :
Marketing funnel di atas, benar-benar menjabarkan setiap proses yang dilalui target pasar. Bagi sebagian orang, gambaran di atas dibilang terlalu detail dan agak menyulitkan. Sebab, terkadang antara satu tahap ke tahapan lain agak sulit dibedakan batasannya. Apalagi ketika channel marketing yang digunakan sama antara satu tahap ke lainnya.
Namun, jika Anda betul-betul butuh memetakan proses marketing ━ funnel di atas sangat tepat untuk Anda pakai.
Beda lagi dengan funnel di atas ini. Sales funnel di atas membentuk corong sempit di bagian trial / demo, quote, dan sale. Kemudian disambung dengan corong lebar bertuliskan repeat customer dan evangelizer.
Artinya, dari penjualan lah Anda bisa mendapatkan pelanggan setia. Lalu, pelanggan setia Anda merekomendasikan produk kepada teman-temannya. Teori ini sesuai dengan survei bahwa 92% orang membutuhkan review teman sebelum melakukan pembelian produk.
Bentuk funnel macam ini juga lebih realistis dibandingkan funnel pada umumnya. Funnel di atas menggarisbawahi siklus bisnis yang terus berputar.
Dari tidak tahu, tahu, mau membeli, jadi pelanggan setia, merekomendasikan ke teman-teman, hingga akhirnya mengulangi tahapan funnel paling awal.
Lalu, terakhir adalah contoh funnel marketing berbasis analytics website. Prinsipnya sama saja kalau boleh dibilang. Hanya, setiap tahapan didefinisikan dengan lebih konkret.
Itulah jenis dan variasi marketing dan sales funnel. Kemudian akan kita akan membahas 5 langkah-langkah penting marketing funnel. Mau apa saja jenis industri, produk atau layanan, platform, dan data yang dicari ━ Kita pasti bisa menemui kelima langkah ini:
Semoga bermanfaat untuk semua (y)